13
Jan

Politeknik Pariwisata Prima Internasional Tingkatkan Kualitas SDM Pariwisata Cirebon

CIREBON – Sumber Daya Manusia (SDM) pariwisata Cirebon bakal semakin berkualitas. Sebab, Kota Wali telah memiliki Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Prima Internasional.

Izin aktivasi Poltekpar Prima Internasional sudah diberikan melalui SK Menristekdikti Nomor 945/KPT/I/2018. Proses penerimaan mahasiswa baru akan dimulai 1 September 2019.

“Kehadiran Poltekpar menjadi sinyal bagus bagi pariwisata Cirebon. Kualitas pelayanan pariwisata pasti akan naik karena SDM-nya handal. Kepercayaan wisatawan akan tinggi. Kunjungan wisatawannya juga akan naik,” ungkap Wali Kota Cirebon Nasrudin Azis, Senin (14/1).

Menurutnya, dengan SDM mumpuni, potensi di Cirebon bisa dikembangkan. Dan, ada banyak value yang akan diterima. Sebab, pariwisata jadi hal paling logis untuk meningkatkan pendapatan daerah.

Mendukung pengembangan pariwisata Kota Wali, beberapa rencana telah disusun Poltekpar Cirebon. Institusi ini dituntut memiliki 1.000 mahasiswa pada tahun ke-3 masa operasionalnya. Pada tahun ke-5, Poltekpar harus sudah memiliki program S2. Mereka juga  membidik status pusat pendidikan vokasi ASEAN pada 2022.

Visinya melalui SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, and Timely).

Kehadiran Poltekpar Prima Internasional disambut hangat Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Ni Wayan Giri Adnyani.

“Kami menyambut gembira kehadiran Poltekpar di Cirebon. Hal ini pasti akan bagus bagi peningkatan kualitas pariwisata Cirebon. Dengan diimbangi peningkatan kualitas dan jumlah SDM-nya, pariwisata di Cirebon akan semakin maju,” jelas Giri Adnyani.

Poltekpar ini memiliki kurikulum ASEAN MRA (Mutual Recognition Artangement) on Tourism Professionals. Programnya mencakup standar kompetensi ACCSTP (ASEAN Common Compentency Standards for Tourism Profesionals) hingga CATC (Common Asean Tourism Curriculims). Politeknik Prima Internasional adalah hasil pengembangan dari D3 Perhotelan Untag Cirebon.

Tren pariwisata Cirebon sendiri sangat positif. Di tahun 2019, puluhan event sudah disiapkan Keraton Kasepuhan Cirebon. Ada Upacara Adat Tradisi, April-November 2019. Kegiatan ini memiliki 47 sub event.

Kemudian ada Pariwisata Keraton Kasepuhan Cirebon, Mei-Desember 2019. Total ada 8 sub event dengan warna sejarah, religi, dan budaya.

Di tahun 2019, Cirebon mematok target  2 Juta kunjungan wisatawan . Target ini naik 33% dari kunjungan wisatawan di tahun sebelumnya. Pada 2018, kunjungan wisatawan di Cirebon mencapai 1,5 Juta orang. Wisatawan ini menikmati beragam destinasi, seperti Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Makam Sunan Gunung Jati, Taman Sari Gua Sunyaragi, Bukit Gronggong, atau Sentra Batik Trusmi.

Selain alam, Cirebon memang kaya budaya. Kota Wali memiliki Tari Topeng yang khas. Ada juga Tari Sintren, Sandiwara, Genjring Rudat, Gembyung, hingga Angklung Bungko. Bagaimana kulinernya?

Cita rasa nikmat kuliner Cirebon selalu menjadi pilihan wisatawan. Variannya unik, seperti Empal Gentong, Nasi Lengko, Docang, Empal Asam, Nasi Jamblang, juga Tahu Gejrot.

Menteri Pariwisata Arief Yahya sangat yakin pariwisata Cirebon akan semakin melesat. Sebab, kekayaan nature, culture, dan man made, akan dilengkapi dengan SDM berkualitas.

“SDM pariwisata menjadi sesuatu yang penting. Kehadiran banyak institusi pendidikan pariwisata akan semakin menguatkan sektor ini. Ada banyak potensi ide dan inovasi baru yang mungkin dihasilkan dari sana. Secara kemasan, Cirebon adalah destinasi wisata terbaik. Atraksi, aksesibilitas, dan amenitasnya hingga SDM-nya adalah yang terbaik,” tutup Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya. (*)