Workshop Bersama Pokdarwis dan Asosiasi Pariwisata: Membangun Cirebon sebagai Destinasi Wisata Berkelanjutan
Dalam rangka memperkuat ekosistem pariwisata yang berdaya saing, berkelanjutan, dan ramah lingkungan, Bappelitbangda Kabupaten Cirebon melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Cirebon menyelenggarakan Workshop bersama Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dari 50 Desa Wisata se-Kabupaten Cirebon serta Asosiasi Pariwisata yang terdiri dari pengelola hotel, restoran, kafe, kolam renang, dan biro perjalanan wisata (BPW).
Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari, Selasa–Rabu, 11–12 November 2025, di kantor Bappelitbangda Kabupaten Cirebon, dan menjadi momentum penting dalam memperkuat sinergi antar pelaku pariwisata di tingkat daerah. Fokus utama workshop ini adalah membahas Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 6 Tahun 2025 dan konsep pariwisata ramah lingkungan (Green Tourism) yang kini menjadi arah kebijakan nasional dalam pengembangan sektor pariwisata di Indonesia.
Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 6 Tahun 2025 hadir sebagai bentuk penyesuaian terhadap dinamika industri pariwisata yang terus berkembang. Aturan tersebut mengatur tentang kemudahan berusaha dan ekosistem investasi dengan menyesuaikan persyaratan perizinan berdasarkan tingkat risiko usaha. Melalui regulasi ini, diharapkan para pelaku usaha di bidang pariwisata, baik skala kecil seperti desa wisata maupun pelaku industri besar, dapat memperoleh kemudahan dalam menjalankan kegiatan usaha yang sesuai dengan prinsip tata kelola yang baik.
Workshop ini juga menjadi ruang diskusi terbuka bagi pelaku pariwisata untuk memahami penerapan regulasi tersebut secara lebih mendalam, sekaligus memastikan kesiapan daerah dalam menyesuaikan kebijakan pusat terhadap kondisi lokal.
Green Tourism: Menguatkan Keberlanjutan dan Kearifan Lokal
Selain membahas aspek regulasi, kegiatan ini juga menyoroti pentingnya penerapan konsep Green Tourism atau Pariwisata Ramah Lingkungan. Paradigma ini menekankan keseimbangan antara pengembangan wisata dan pelestarian alam, pemberdayaan masyarakat lokal, serta tanggung jawab terhadap keberlanjutan sumber daya alam untuk generasi mendatang.
Dalam konteks Kabupaten Cirebon yang kaya akan potensi alam, budaya, dan sejarah, penerapan konsep Green Tourism dinilai sangat relevan. Melalui kegiatan ini, diharapkan seluruh pengelola desa wisata dan asosiasi pariwisata dapat semakin sadar akan pentingnya prinsip keberlanjutan dalam setiap aktivitas pengelolaan destinasi.
Menariknya, workshop ini turut menghadirkan narasumber dari kalangan akademisi Politeknik Pariwisata Prima Internasional, yaitu:
🎙️ Bapak Agung Setiawan, SE., M.MPar.
🎙️ Ibu Widia Ningsi, S.Par., MM., CEP
🎙️ Bapak Toni Ari Wibowo, SST.Par., M.Par.
Ketiganya berbagi wawasan dan pengalaman tentang pentingnya inovasi dalam pengelolaan pariwisata berbasis masyarakat, penerapan standar keberlanjutan, serta peran pendidikan tinggi pariwisata dalam membangun sumber daya manusia yang kompeten dan berwawasan lingkungan.
Dalam paparannya, para narasumber menekankan bahwa keberhasilan pariwisata berkelanjutan tidak hanya bergantung pada infrastruktur atau promosi, tetapi juga pada kesadaran, komitmen, dan kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan. Oleh karena itu, hubungan sinergis antara akademisi, pemerintah, dan pelaku industri menjadi kunci dalam menciptakan ekosistem pariwisata yang tangguh dan berkelanjutan.
Kegiatan workshop ini menjadi sarana peningkatan kapasitas bagi para pelaku wisata di Kabupaten Cirebon. Melalui diskusi interaktif, studi kasus, dan berbagi pengalaman, peserta mendapatkan wawasan baru tentang strategi pengembangan destinasi wisata yang adaptif terhadap perubahan zaman, termasuk integrasi digitalisasi dan praktik ramah lingkungan.
Para peserta juga diajak untuk memahami bagaimana kebijakan pemerintah pusat dapat diterjemahkan menjadi langkah konkret di tingkat desa atau komunitas wisata. Dengan demikian, setiap pengelola destinasi memiliki panduan yang jelas dalam menjalankan aktivitas pariwisata yang sesuai regulasi, aman secara lingkungan, dan berorientasi pada pemberdayaan masyarakat.
Melalui workshop ini, Kabupaten Cirebon menunjukkan komitmen kuat untuk menjadi daerah yang mengedepankan pariwisata berkelanjutan. Potensi desa wisata yang tersebar di berbagai wilayah menjadi modal besar dalam mewujudkan pariwisata yang tidak hanya menarik bagi wisatawan, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat sekitar.
Dengan dukungan penuh dari Bappelitbangda, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, serta kolaborasi bersama Politeknik Pariwisata Prima Internasional, diharapkan kegiatan ini menjadi awal dari berbagai inisiatif lanjutan dalam membangun Cirebon sebagai destinasi wisata unggulan yang lestari, berdaya saing, dan berkarakter. 🌿✨